[Cerpen], Senja dan Riak Ombak yang Luka

Senja dan Surya adalah pasangan nelayan yang manis. Surya adalah swami yang sangat mencitai Senja dan Senja demikian juga adanya, Walau Senja seorang istri namun dia memiliki badan yang kuat karena dia suka membantu Surya menyandarkan perahu dikala menepi datang dari melaut. 
Saat itu matahari mulai memerah dan awan kelabu mulai bergerak menutupi ruang - ruang cahaya. Gubuk kecil di pesisir pantai mulai terasa sepi. Surya belum kembali semenjak badai dan ombak besar melanda perairan Samudera itu. Senja dan Tim Sar terus melakukan pencarian korban perahu motor di tengah deru ombak yang menggelegar. Cuaca saat itu tidak bersahabat, hujan dan angin kencang menghampiri pesisir itu. 

Basah kuyup Senja memegang hatinya yang remuk. 
"Oh Tuhan... hamba mohon ampunanMu.."
"Tolong beri jalan agar swami hamba ditemukan"
Doanya... sambil turun dari perahu karet yang dia tumpangi bersama Tim Sar.  Butir - butir air matanya membasahi  pipi seperti air hujan jatuh ditengah telaga.
"Surya... kembalilah segera.. 
"Suryaaaaa... ....... "
Desahnya sambil memandangi deru ombak yang semakin meronta. 
Ini adalah hari ke lima pencarian yang dilakukan oleh Tim Sar.

Senja memutuskan untuk menepi dan meninggalkan pasukan berbaju orange yg masih diatas perahu. Badan Senja terlihat letih lesu akibat kurang makan sejak swaminya belum ditemukan. 
"mbak... mbak... mbak... lihat itu.. "
Seru anak muda berbadan kekar, tinggi, memakai baret dan jaket orange, yang tidak lain adalah Bapak Suprapto, Kepala Tim Sar Sisir Pantai itu,  sambil menunjuk ke arah datangnya perahu kepada Senja. 
"Pasukan kita yang lain datang... 
"Mudah - mudahan...mereka bawa Bapak Surya... " Sambungnya. 
Yang masih tercatat adalah Bapak Surya dan tujuh orang lain belum ditemukan sejak pencarian lima hari lalu. 

Perahu itupun menepi, satu persatu kantong jenazah diturunkan. Senja dengan teliti mengeceknya. Kepala Tim Sar ikut membuka dan mengecek. Para penduduk lainnya juga ikut datang berkerumun mencari keluarganya yang juga belum kembali. Senja dengan hati yang pahit dan air mata kering terus mengecek kantong - kantong jenazah yang sudah diturunkan. Namun kenyataan berkata lain, dari 5 kantong tersebut tidak ada wajah Surya yang terlihat. 
Senja semakin terpukul dan teriris jiwanya sambil berteriak... 
"Suryaaaaa............. "
Senja mencari dan mendatangi Kepala Tim Sar. 
"Permisi pak..... " Senja bersungut
"Ada jadwal perahu lagi..... "???
Tanya Senja dengan nada yang lemah lunglai. 
"Maaf ... tidak mbak....
Jawab Pak Suprapto pendek. Dia lalu mengambil microphone, pengeras suara untuk mengumumkan keadaan kepada penduduk pesisir pantai itu. 
"untuk hari ini kami sudah selesai...
"kami sudah melakukan double checking dan sudah memasang tanda clear sebagai tanda sudah bersih dan tidak ada orang yang tertinggal di dalam perairan ini.. "
Kepala Tim Sar menjelaskan dengan cermat kepada semua yang ada di pantai itu. Tim Sar dan penduduk membereskan jenazah yang ada.

Hari semakin gelap, satu persatu meninggalkan pesisir pantai itu. Suasana yang gelap dan sunyi tinggal Senja masih merenung memandangi riak ombak yang penuh luka. 




Komentar

Postingan populer dari blog ini

[women] 10 Alasan Bunda Menjadi Single Parent Akan Baik Baik Saja

Thanks For Draining Childhood