Gelang Di Bangku Putih

Keluarga Dewa Bhuwana dan Keluarga Rizal Basri memiliki hubungan yang cukup baik karena mereka sama - sama satu profesi yaitu bertugas sebagai TNI. Dewa Bhuwana sudah cukup lama bertugas di Ibu kota. Demikian juga Rizal Basri.

Kedua keluarga ini sama sama memiliki tiga orang anak. Dewa memiliki dua anak laki laki dan yang paling kecil perempuan. Michele Istri Dewa bukan asli Warga Negara Indonesia, dia berasal dari negara Kanguru yang pertemuannya saat Dewa ada pertukaran siswa antara Indonesia dan Australia. Anak sulung Dewa bernama Dewa Satria Bhuwana, yang ke dua Dewa Birawa Bhuwana, dan yang paling kecil perempuan bernama Dewa Ayu Srikandi Bhuwana.  Sedangkan Rizal Basri, anak sulungnya perempuan yang bernama Kasih Candrawati Basri, Niko Satrio Basri, dan Dafa Ceda Basri. 

Satria dan Kasih adalah pasangan remaja yang selalu memberi semangat pada teman teman remajanya. Mereka selalu memberi aura positif kepada semua yang mendekatinya. Satria dan Kasih adalah anak anak yang edukatif dan memiliki jiwa kepemimpinan yang cerdas, sebagai bukti Satria adalah Direktur BEM dan Kasih terpilih menjadi Sekretaris BEM. Persahabatan Satria dengan Kasih dimulai dari mereka terpilih menjadi BEM di Kampus itu.

Sebagai seorang remaja tidak bisa dipungkiri tentang rasa hati dan pikiran cinta terhadap lawan jenis, apalagi sering bertemu. Namun Satria dan Kasih masih mampu mengendalikan perasaan tersebut, karena mereka menyadari di masa ini mereka harus fokus pada pendidikan untuk menambah kekuatan mental mereka di masa mendatang. Hingga di suatu senja disaksikan oleh sebuah bangku putih, diiringi riak ombak dan sepoi angin berembus Satria dengan perkasa menyampaikan perasaannya pada Kasih dan membuat janji untuk membangun perahu kasih sayang yang mampu berlayar menuju Istana Cinta. 

Di beranda rumah Dewa Bhuwana tampak Kasih sedang buru buru seperti burung siap terbang. 

Kasih mengikatkan tali sepatunya seolah ingin lari saja karena khawatir jika Satria menunggu lama di lapangan basket yang dekat pantai dan memiliki panorama yang mengagumkan dunia. 

"Mom......Kasih brangkat yaa" Teriakannya sambil lari dengan motornya. Mommy nya Kasih, Michelle celingukan di depan pintu yang nyatanya Kasih sudah pergi, hanya punggungnya saja yang dilihat oleh Michelle.

Beberapa menit kemudian, Kasih sampai di parkiran lapangan dan melihat Satria sudah ngedribbling bola sendiri.

"Hei.. Yak...." Teriakan Kasih sambil menstandard dan mematikan mesin motornya lalu berlari menuju lapangan dan menaruh tasnya di atas bangku putih yg tersedia di pinggir lapangan basket itu. 

"Lama bangetttt..." gerutu Satria sambil mendramble bola menuju arah Kasih yang lagi melepas  jaketnya.

"iiyaaaa… aku tadi masih cari - cari sepatuku yg ternyata tersembunyi di kolong sofa" Jawabnya sambil mengikat rapi rambutnya kebelakang. 

"Udah...ayo tangkap ini..."

Satria melempar bola ke arah Kasih. Kasih pun menangkap lalu mendribbling nya menuju keranjang bola dan dilemparnya bola itu ke arah keranjang, bola itupun meluncur mulus ke dalam keranjang. 

"Bagus....." 

Kasih nyeloteh sendiri sambil mengejar bola yang lagi didribbling Satria..

Mereka pun berputar-putar saling menjaga bola itu.. dan berharap mendapatkan bola itu untuk diluncurkan ke keranjang. 

Kasih yang sedari tadi memperhatikan bola yang didramble Satria dan dia sedang mencari waktu untuk meraihnya. Dan beberapa detik kemudian dengan gerakan kaki lincah Kasih menggait kaki Satria lalu merogoh bola dari Satria.

"He he he...." 

nyirnyir Kasih sambil lari nge dribbling bolanya beberapa langkah menuju keranjang dan bermaksud untuk meluncurkannya. 

Satria .. Berlari mencari bola yang di dramble Kasih..sambil berteriak... 

"Eiiiiit.. Kamu curang yaaa.... 

Sayangnya...

Beberapa detik kemudian.. 

Dengan cepat kilat tangan Satria mencuri bola dari Kasih.

“He he he he… aku menangnggggg…”

Satria melempar bola ke keranjang. 

Dan permainan pun berakhir. 

Kasih terlihat sangat lelah dan kehausan. "Duduk yuk.. Ajak Kasih..""

Aku haus .... mau minum". 

Kasih merogoh botol air yg dia bawa sambil nyeruput air segar. 

Kasih menoleh ke arah Satria yang berdiri sekitar lima langkah dari posisi Kasih berdiri. 

“Kamu bawa minum Yak…?”. 

Teriak Kasih pada Satria yang lagi sibuk mencari sesuatu di tas kecil yang biasa dibawa setiap saat bermain basket dengan Kasih. 

Satria agak khawatir kalau benda itu ketinggalan...

Beberapa detik kemudian ...

Akhirnya dia temukan apa yang dia cari yaitu kotak merah yang di dalamnya ada sepasang gelang platinum yg berisi tulisan "Cinta selamanya Kasih dan Satria"- "Satria love Kasih Forever"

"Yakkk.... " Panggil Kasih lagi

Kamu bawa minummmm….?"..

Tanya Kasih lagi dengan nada sedikit tinggi sambil nyeruput airnya yg ke dua kali. 

"Hmmmm… .. Bawa.." Satria menjawab pendek sambil merogoh botol minum dari tasnya dan nyeruput nya.

Sambil membawa minumnya Satria melangkah menuju Kasih.

Sateria duduk dekat Kasih. 

Mereka terlihat seperti pasangan adik kakak.

"Kenapa.. Kok sepertinya serius banget Yak…?? "

Kasih memulai percakapan di bangku putih itu. 

"Sihhh...... Aku mau ngomong..."

Satria menarik nafas dalam - dalam karena hati sedang kacau bagai ombak tsunami. Sambil menahan hati perihnya juga karena sangat sedih untuk meninggalkan Kasih sendiri walaupun hanya satu tahun karena Kasih adalah sahabat sejatinya yang dia sayangi sedari tiga tahun silam namun tidak mampu mengungkapkan kenyataan rasa cintanya saat dia mulai merasakan benih cintanya muncul sedari itu pada Kasih. Kasih pun demikian adanya.

“Iyaaaa… yaak.. Ngomong ajaaaa…” 

"Apa mau ngomongin rencanamu yg mau ngambil S2 di OZ…? 

Celetuk Kasih… 

Sementara Satria terdiam.. 

"Bagus tuhh..." celotehan kasih lagi sambil memperapikan kepangannya lagi karena berantakan dihempas angin laut.

"Begini Sihhh..." Satria lebih mendekat lagi dan memandangi Kasih yang lagi mengikat kepangannya kebelakang.

"Yaaa.. Program tetap jalan.."

"Dan kamu juga khan mau magang di Hotel yaa" Satria memastikan. 

"Mulai kapan..?"Satria melanjutkan 

"Minggu depan.." Jawab Kasih singkat sambil memandangi wajah serius Satria.. 

Sementara Satria menarik tangan Kasih dan mengawasi mata kasih yang lentik seperti bola kelereng sambil memegang tangan kasih yang lembut diapun dengan perkasa memberanikan diri mengungkapkan isi hatinya pada Kasih dan berkata. 

"Sih… hari ini detik ini disaksikan angin, matahari senja, dan ombak, aku berjanji..akan selalu ada di sampingmu dan selalu menggenggam tanganmu baik dalam suka maupun duka ada ataupun tidak ada aku, aku tetap ada untukmu"

Dengan mata penuh cinta Satria memandangi dalam-dalam wajah Kasih yang penuh diwarnai keheranan dan pipinya tampak merona.

Sementara senyum khas Kasih yang sedikit malu mulai muncul sambil menikmati wajah Satria yang saat itu sedang berkumandang melantumkan kata yang cukup memesona hati Kasih. 

Jawaban Kasih hanya.. "Hmmmm… .Aku juga" Sambil memandang mata Satria. 

Lalu mereka saling berpelukan bak tayangan film boneka teletubbies. 

Perlahan Satria melepaskan pelukannya sambil mengambilkan kotak merah yang berisi couple platinum dari kantongnya. 

"Sih... mana tanganmu.."

Satria mengambil tangan kanan Kasih lalu memasangkan gelang itu.. Sambil berkata.. "Mulai saat ini kita berdua tidak boleh ada yang memisahkan sekalipun badai menerjang !!! "

Kasih hanya bisa bersuara..

Hmmm… 

Sambil mengarahkan pandangannya ke arah gelang yg dipasangkan Satria

Saat ini hati Kasih penuh bunga cinta yg sedari dulu dia tanam dan jaga untuk yang dikasihi yaitu Satria. Baru kali ini pertanyaan cinta dari hati Kasih yang terdalam terjawab. Ternyata Satria juga punya cinta yang sama dia rasakan. 

Selamanya tiga tahun memendam rasa mereka kali ini baru mampu disatukan oleh ombak dan awan yg disaksikan oleh langit dan bumi di atas bangku putih. 

"Sini gelangnya lagi satu… aku pasangin juga di tanganmu yaak… " Pinta Kasih untuk memasang gelang itu di tangan Satria. 

Kemudian mereka berpelukan lagi. Mungkin ini pelukan tererat yang mereka rasakan sampai tahun depan saat Satria kembali lagi ngampus S2 di OZ

Senja pun mulai dibawa awan gelap. Burung camar di atas memudar. Hanya derai ombak yang menepi memecah gelapnya bumi. 

Satria dan Kasih bersiap siap untuk pulang ke masing masing rumah mereka. 

Sepasang kekasih melangkah maju menuju pesanggrahannya. 

"Sampai nanti Sayang... " 

Seru Sateria sambil memandangi Kasih sampai masuk gerbang pintu rumahnya. 

"Bye... " 

Kasih melambaikan tangan pada Satria yang lagi duduk di atas motornya





Komentar

Postingan populer dari blog ini

[women] 10 Alasan Bunda Menjadi Single Parent Akan Baik Baik Saja

Thanks For Draining Childhood